POTRET KEHIDUPAN DI MASYARAKAT SEKARANG

Bayak hal yang telah terjadi dalam kehidupan, apa lagi dalam bermasyarakat. Dimana terkadang kita tidak mengeri akan cara berfikir mereka, entah benar maupun salah, namun tetap mereka jalani.
Fenomena yang sekarang marak salah satunya adalah kebiasaan menyumbang dan di sumbang, terutama dalam acara Hajatan atau resepsi pernikahan, entah dimulai dari mana, fenomena ini banyak yang senang namun banyak juga yang menggerutu, apa lagi klo sudah musim Hajatan.

Terkadang para undangan Harus bekerja lebih ektra Hanya untuk dapat menghadiri Undangan hajatan, karena harus ada embel embel menyumbang, terutama di daerah daerah pedesaaan, menyumbang sudah begitu tinggi nilainya misalnya minimal Rp 30 000 sampai 50 Ribu, itu kategori biasa, klo di tarik kebelakang dengan penghasilan minimlah , semisal kuli bangunan , mereka rata rata per hari mendaparkan upah 50 000 s/d 80 000 

Karena berpegang teguh pada kebersamaan sehari terkada mereka mendapatkan undangan 1 s/d 3 undangan sekaligus, ya mungkin tidak setiap hari seperti itu,, namun klo dihitung dari penghasilan mereka, banyak dari mereka harus gali lobang untuk sekedar memenuhi kebutuhan Undangan, bahkan untuk kebutuhan hidup sendiri tidak mereka pedulikan sepenuhnya.

Namun dibalik itu semua ada juga yang memanfaatkan acara resepsi pernikahan tidak hanya untuk berbagi kebahagiaan, namun untuk mencari modal atau laba, klo hal ini sudah terjadi penyebaran undangan terkadang gak masuk akal  terkadang orang orang yang tidak kenal ikut mendapat undangan, atau orang yang baru kenal pun dapet jatah, Mungkin dalam fikiran mereka modal 1500 klo beruntung bisa mendapat Rp 30 000 .. ya lumayan kan .. untuk modal pengantin menempuh hidup baru...  

Apa lagi mereka yang mempunyai pengaruh di masyarakat harus berani merogoh kocek yang lebih gede.. untuk menghadiri undangan 

Pada musim musim pernikahan seperti ini banyak orang yang sambat " Jagongan akeh mas" ngutang dulu yaa.. bahkan bayak yang mengesampikan urusan anak nya yang minta bayaran Sekolah,, 

intinya gini banyak tradisi di masyarakat itu yang salah kaprah, salah kaprahnya diman yaitu ::

Kita dengan bangganya menyumbang untuk mereka yang sedang mengadakan Pesta, 
sedangkan ketika kita melihat tetangga sakit, kena musibah, kita menyumbang ala kadarnya, terkadang hanya cukup berbela sungkawa,.. 

ini lah salah satu potret kehidupan Masyarakat kita sekarang

benar dan salah anda yang mengerti.. dan yang menjalani.. 




EVOLUSI SISWA TINGKAT SLTP

        Banyak hal yang mesti kita pelajari dalam kehidupan kita. Ini bertujuan untuk lebih mengenal apa yang seharusnya kita lakukan kelak di masa yang selanjutnya dan sekaligus untuk belajar agar apa yang salamdalam kihidupan ini tidak terulang kembali.
Seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman, serta perubahan lingkungan, manusia selalu membuat perubahan-perubahan dalam hidupnya agar lebih baik. Salah satu tahap dalam hidup manusia yang penuh dengan perubahan adalah saat mereka sekolah. Selain jadwal yang selalu berubah setiap semesternya, para siswapun berevolusi, seiring dengan lamanya mereka berada di sekolah
       Setelah melakukan penelitian intensif saya pun menemukan pola evolusi yang paling umum diikuti oleh siswa siswi pada suatu lembaga pendidikan tingkat pertama, adapun pola evolusi tersebut adalah sebagai berikut :

Tingkat 1 atau biasa di katakan kelas VII

Pas tingkat 1, biasanya siswa masih adaptasi sama lingkungan dan orang-orang baru, biasanya pakaiannya lumayan culun apa adanya, masih takut takut, malu malu kucing  karena ketemu temen-temen baru, masih ke kanak kanakan dan memerlukan banyak adaptasi , belom banyak tingkah . Tingkat 1 adalah waktu untuk membangun pencitraan.
Kalo soal belajar biasanya masih semangat-semangatnya. Semua buku dibawa, dari buku wajib buku tulis bahkan semua pelajaran di bawa ....
Tugas? Pastinya dikerjain banget! kecuali yang sudah badung dari sono nya..

Tingkat 2 atau kelas VIII

Di tingkat 2 ini lah yang mulai tidak menentu yang suka dengan kegiatan pada tingkat 2 inilah paling betah -betahnya disekul, tapi bukan buat belajar, namun kumpul kumpul sama temen OSIS/ Pramuka atau mengikuti Ektra yang lain yang bertujuan biar daper kumpul sama temen temen.
Setelah mengerti trik-trik ampuh. kabur saat pelajaran sembunyi di uks.. pura pura sakit.. dan atau kekantin yang deket kamar mandi.. klo ada guru lsin dateng pura pura ke kamar mandi.. ada juga yang menyibukkan diri ikut organisasi.. tiap hari alasan ada kegiatan osis lah.. pramukalah.. dll..

Biasanya mereka dateng pagi ke ke biar dikatain aktif.. . Terus setor muka sama, abis itu mulai sibuk rapat, team building,  Penampilan juga udah mulai rapi.. krena udah mengincar gebetan. Udah mulai akrab sama temen-temen baru, gebetan juga udah dapet, jadi mulai cuek.... da paling suka jam kososng..
Tugas dikerjakan asal asalan, bahkan benyak yang mengandalkan temen, klo yang lagi banyak duit, suruh ngerjakan, nanti ditraktir..
Tapi ada juga lo yang aktif..

Tingkat 3 atau Kelas IX

Di tingkat 3, Nah pada tingkat ini sedikit berubah lagi. Lebih rapi lebih incaran pada pasangan lebih agresif, klo dibilangin sama guru,, iya .. iya .. iya.. klo disuruh nanya... masih seperti biasa hening tanpa suara. Pada tingkat ini perubahan tingkah laku  semakin mencolok.. tambah besar tambah berani, apa lagi ketika menghadapi ujian ... santai bro.. pesti lulus kok... tidak mengerti pelajaran No problem.. yang penting budal kesekul.. dapet jatah ... uang saku..
Dan ketika akan mendekati ujian nasional, biasanya pihak sekol melakukan banyak tes bahkan satu bulan bisa mencapai 2 kali tes, rasa jenuh pun melanda ...
Tugas :rata rata masih hampir sama dengan tingkat 2 asal guru senang, asal ngerjakan , dan asal temen masih baik hati,
dalam satu kelas yang bener bener mengerti akan apa yang ia butuhkan dalam mencari ilmu tidak lebih hanya beberapa orang (dapet dihitung jari deh pokoknya.. )

itu tadi beberapa evolusi sebagian besar siswa siswi yang belajar di tingkat SLTP . namun ada juga yang masih aktif dan kreatif dalam belajar dan evolusinya sesuai dengan apa yang di harapkan ... yaitu siswa siswi yang berilmu..
semoga artikel ini bisa bermanfaat dan juga bisa menjadi motifasi kita untuk lebih mementingkan ilmu.

#kang run dayat

Keikhlasan Dalam Telaah Al-Qur`an

Keikhlasan Dalam Telaah
Al-Qur`an

“Sesungguhnya, Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur`an)
dengan (membawa) kebenaran. Maka, sembahlah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadanya. Ingatlah, hanya kepunyaan
Allahlah agama yang bersih (dari syirik)....”

(az-Zumar [39]: 2-3)

Kita ambil contoh dua orang manusia. Asumsikanlah bahwa mereka berdua diberikan kesempatan yang cukup di dunia ini untuk merasakan kesenangan dari Allah dan bahwa mereka telah diberitahu mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka memenuhi tugas-tugas dan kewajiban agama hingga hari kematian mereka dan menghabiskan hidup mereka sebagai muslim yang taat. Mereka sukses dalam berbagai bidang. Memiliki pekerjaan yang bagus, keluarga yang harmonis, dan menjadi anggota masyarakat yang terhormat. Jika orang ditanya, siapakah yang paling sukses di antara kedua orang tersebut, mereka mungkin menjawab, “Orang yang bekerja lebih keras.” Akan tetapi, jika jawaban ini diperhatikan dengan saksama lagi, kita akan menyadari bahwa definisi-definisi sukses tersebut tidak berdasarkan Al-Qur`an, tetapi atas dasar kriteria duniawi.
Menurut Al-Qur`an, bukanlah kerja keras, bukan kelelahan, bukan pula mencapai penghormatan atau cinta dari orang lain yang disebut sebagai kriteria keunggulan, melainkan keyakinan mereka akan Islam, amal baik yang mereka kerjakan untuk mendapatkan keridhaan Allah, dan niat baik mereka yang terpelihara dalam hati. Itulah yang disebut kriteria yang unggul di hadapan Allah. Allah menyatakan hal ini di dalam Al-Qur`an,

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al-Hajj [22]: 37)

MELIHAT KEBAIKAN DISEGALA HAL

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah: 216)

Jika Anda dapat berhenti sejenak kemudian memikirkan tentang kehidupan Anda, Anda akan menyadari bahwa semua ingatan Anda walaupun mungkin terdiri atas beberapa dekade, akan berarti sebagai perbincangan beberapa menit saja. Apa yang pernah Anda pikir penting, atau yang benar-benar Anda kejar, atau yang coba Anda hindari, kini semuanya adalah bagian dari masa lalu. Apa pun yang mengingatkan kita pada pikiran-pikiran dan perasaan ini, itu hanyalah kenangan.

Bagaimanapun juga, dalam pandangan Allah, setiap kata yang Anda ucapkan dan setiap pikiran yang terlintas dalam benak Anda telah diketahui-Nya. Setelah mati, di mana masing-masing manusia telah ditetapkan waktunya, rekaman setiap tindakan kita akan dibeberkan di hadapan kita. Yang akan terlihat dari kehidupan kita hanyalah terdiri atas detik demi detik, tanpa terlewat satu bagian kecil pun. Dalam pandangan Allah, tak ada rincian hidup kita yang terlupakan.

Jika dalam setiap aspek kehidupan, Anda menghabiskan hidup dengan berserah diri kepada kekuasaan mutlak Allah, menerima tujuan penciptaan-Nya, kemudian menyadari kebaikan dalam segala hal, serta sadar akan kesempurnaan dalam setiap rencana Ilahiah yang ditetapkan oleh Allah, Anda dapat memastikan bahwa hasil akhir Anda akan baik.

Hal itu karena di saat kematiannya, manusia dihadapkan pada dua pilihan. Jika yang satu telah dijalankan dengan nilai-nilai yang dinyatakan oleh Allah, ia akan mendapatkan keselamatan abadi. Jika tidak, ia kan menderita kesengsaraan tak berujung. Akhlaq yang Allah meminta kita untuk melaksanakannya adalah berupa rasa syukur terhadap-Nya dalam setiap hal, tak peduli bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Allah menginginkan agar kita meyakini bahwa pasti ada kebaikan dalam segala hal yang menimpa kita dengan menyadari bahwa semua itu berasal dari Allah.

Menerima apa pun yang menimpa kita dan meyakini bahwa ada kebaikan dalam setiap kejadian walaupun tampaknya merugikan, bahkan malah bersyukur untuk semua itu, bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Ia adalah kebenaran yang disadari melalui pemahaman akan kebesaran dan keagungan Allah. Seseorang hanya perlu mengenal Tuhan-Nya-Pencipta alam semesta-dan peristiwa apa pun yang terjadi di dalamnya serta bersyukur atas semua itu.

Sejak pertama kali seseorang membuka matanya di dunia, Allahlah yang menetapkan setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Allahlah Yang Mahakuasa, Mahabijaksana, dan Mahaadil. Semua diciptakan Allah dalam rangka memenuhi rencana-Nya dan untuk tujuan Ilahiah, sebagaimana difirmankan Allah dalam sebuah ayat Al-Qur`an, "Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (al-Qamar: 49) Dalam cahaya kekuasaan dan kehebatan Allah yang tiada batasnya, manusia hanyalah makhluk yang lemah. Tanpa kemurahan dan kasih Allah, ia tidak akan bisa bertahan. Melalui kemampuannya untuk memahami dan mempertimbangkan, manusia dapat memahami sesuatu hanya seluas apa yang diizinkan Penciptanya. Adalah sebuah keharusan bagi kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan maksud-maksud Ilahiah yang telah ditetapkan-Nya. Apa pun yang kita alami dalam hidup ini, kita harus tetap ingat bahwa Allah adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta dan Dia mengetahui, melihat, dan mendengar apa yang tidak dapat kita ketahui, lihat, dan dengar; dan bahwa Allah mengetahui sesuatu yang akan terjadi dan tidak kita sadari. Demikianlah, kita menyadari bahwa Allahlah yang menyebabkan terjadinya setiap peristiwa sesuai dengan tujuan ilmiah, yaitu untuk kebaikan kita.

Dengan meyakini hal ini, kita akan memiliki pandangan yang lebih baik. Dengannya, kita merasa bersyukur atas segala yang terjadi pada diri kita. Dengan kata lain, seseorang akan berupaya untuk melihat kebaikan dalam segala sesuatu yang didengarnya, dilihatnya, dan menimpanya. Dalam setiap fase kehidupannya, ia akan memahami kehidupan ini secara benar dan tepat. Ia dapat membuat keputusan yang benar antara apa-apa yang ditawarkan kepadanya. Dalam Al`Qur`an digambarkan, "Sesungguhnya, Kami telah menunjukkan jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (al-Insaan: 3) Kehendak manusia dan kehendak Allah mencapai hasil akhir yang mulia, yakni kehidupan abadi di surga.

Tujuan tulisan ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, buku ini dapat menolong dari "kematian" menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Buku ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, "Ada kebaikan di dalamnya." Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah yang tak terhingga.