Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah: 216)
Jika Anda dapat berhenti sejenak kemudian memikirkan tentang kehidupan Anda,
Anda akan menyadari bahwa semua ingatan Anda walaupun mungkin terdiri atas
beberapa dekade, akan berarti sebagai perbincangan beberapa menit saja. Apa yang
pernah Anda pikir penting, atau yang benar-benar Anda kejar, atau yang coba Anda
hindari, kini semuanya adalah bagian dari masa lalu. Apa pun yang mengingatkan
kita pada pikiran-pikiran dan perasaan ini, itu hanyalah kenangan.
Bagaimanapun juga, dalam pandangan Allah, setiap kata yang Anda
ucapkan dan setiap pikiran yang terlintas dalam benak Anda telah diketahui-Nya.
Setelah mati, di mana masing-masing manusia telah ditetapkan waktunya, rekaman
setiap tindakan kita akan dibeberkan di hadapan kita. Yang akan terlihat dari
kehidupan kita hanyalah terdiri atas detik demi detik, tanpa terlewat satu
bagian kecil pun. Dalam pandangan Allah, tak ada rincian hidup kita yang
terlupakan.
Jika dalam setiap aspek kehidupan, Anda menghabiskan hidup dengan
berserah diri kepada kekuasaan mutlak Allah, menerima tujuan penciptaan-Nya,
kemudian menyadari kebaikan dalam segala hal, serta sadar akan kesempurnaan
dalam setiap rencana Ilahiah yang ditetapkan oleh Allah, Anda dapat memastikan
bahwa hasil akhir Anda akan baik.
Hal itu karena di saat kematiannya, manusia dihadapkan pada dua
pilihan. Jika yang satu telah dijalankan dengan nilai-nilai yang dinyatakan oleh
Allah, ia akan mendapatkan keselamatan abadi. Jika tidak, ia kan menderita
kesengsaraan tak berujung. Akhlaq yang Allah meminta kita untuk melaksanakannya
adalah berupa rasa syukur terhadap-Nya dalam setiap hal, tak peduli bagaimanapun
kondisi dan keadaannya. Allah menginginkan agar kita meyakini bahwa pasti ada
kebaikan dalam segala hal yang menimpa kita dengan menyadari bahwa semua itu
berasal dari Allah.
Menerima apa pun yang menimpa kita dan meyakini bahwa ada kebaikan
dalam setiap kejadian walaupun tampaknya merugikan, bahkan malah bersyukur untuk
semua itu, bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Ia adalah kebenaran yang
disadari melalui pemahaman akan kebesaran dan keagungan Allah. Seseorang hanya
perlu mengenal Tuhan-Nya-Pencipta alam semesta-dan peristiwa apa pun yang
terjadi di dalamnya serta bersyukur atas semua itu.
Sejak pertama kali seseorang membuka matanya di dunia, Allahlah
yang menetapkan setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Allahlah Yang
Mahakuasa, Mahabijaksana, dan Mahaadil. Semua diciptakan Allah dalam rangka
memenuhi rencana-Nya dan untuk tujuan Ilahiah, sebagaimana difirmankan Allah
dalam sebuah ayat Al-Qur`an, "Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran. (al-Qamar: 49) Dalam cahaya kekuasaan dan kehebatan Allah yang
tiada batasnya, manusia hanyalah makhluk yang lemah. Tanpa kemurahan dan kasih
Allah, ia tidak akan bisa bertahan. Melalui kemampuannya untuk memahami dan
mempertimbangkan, manusia dapat memahami sesuatu hanya seluas apa yang diizinkan
Penciptanya. Adalah sebuah keharusan bagi kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah dan maksud-maksud Ilahiah yang telah ditetapkan-Nya. Apa pun yang
kita alami dalam hidup ini, kita harus tetap ingat bahwa Allah adalah Tuhan yang
menguasai seluruh alam semesta dan Dia mengetahui, melihat, dan mendengar apa
yang tidak dapat kita ketahui, lihat, dan dengar; dan bahwa Allah mengetahui
sesuatu yang akan terjadi dan tidak kita sadari. Demikianlah, kita menyadari
bahwa Allahlah yang menyebabkan terjadinya setiap peristiwa sesuai dengan tujuan
ilmiah, yaitu untuk kebaikan kita.
Dengan meyakini hal ini, kita akan memiliki pandangan yang lebih
baik. Dengannya, kita merasa bersyukur atas segala yang terjadi pada diri kita.
Dengan kata lain, seseorang akan berupaya untuk melihat kebaikan dalam segala
sesuatu yang didengarnya, dilihatnya, dan menimpanya. Dalam setiap fase
kehidupannya, ia akan memahami kehidupan ini secara benar dan tepat. Ia dapat
membuat keputusan yang benar antara apa-apa yang ditawarkan kepadanya. Dalam
Al`Qur`an digambarkan, "Sesungguhnya, Kami telah menunjukkan
jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (al-Insaan:
3) Kehendak manusia dan kehendak Allah mencapai hasil akhir yang mulia,
yakni kehidupan abadi di surga.
Tujuan tulisan ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan
dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang
dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan
hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang
menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, buku ini dapat menolong dari
"kematian" menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Buku ini ditulis
untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang
dengannya, ia dapat berkata, "Ada kebaikan di dalamnya." Tidak hanya dengan
kata-kata, tetapi juga dengan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi
kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus
menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang
kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua
kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah
yang tak terhingga.